-->

SISTEM PAKAR KERUSAKAN TV MENGGUNAKAN DELPHI



MAKALAH
SISTEM PAKAR KERUSAKAN TV
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah : intelegensia buatan




Disusun Oleh:
Ahmad Khosim 15029010


Jurusan :
Sistem Informasi


Sekolah tinggi manajemen informasi dan komputer (STIMIK) Dharma Wacana Metro
TA. 2016

BAB I
PENDAHULUAN


⦁    Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang peranan penting dalam berbagai hal. Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam peningkatan teknologi informasi. Kemempuan computer dalam mengingat dan menyimpan informasi dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan seperti yang dimiliki pada manusia, misalnya saja kondisi lapar, haus ataupun emosi. Dengan menyimpan informasi dan sehimpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau mengambil keputusan yang kualitasnya sama dangan kemampuan seorang pakar bidang keilmuan tertentu. Salah satu cabang ilmu komputer yang dapat mendukung hal tersebut adalah sistem pakar.

     Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana “mengadopsi” cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu permasalahnan, dan membuat suatu keputusan maupun mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta yang ada. Dasar dari suatu sistem pakar adalah bagaimana mentansfer pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam komputer, dan bagaimana membuat keputusan atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu.

     Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, kedokteran maupun bidang yang menyangkut perbaikan peralatan elektronik khususnya televisi berwarna. Televisi berwarna merupakan salah satu peralatan elektronik yang sering mengalami gangguan atau kerusakan sehingga dengan mengandalkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi tersebut, kiranya perlu adanya pembuatan sebuah “ Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna ” dan memberikan bekal pengetahuan dan pembelajaran yang menyangkut kerusakan pada Televisi Berwarna dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.

Pemilihan masalah menyangkut kerusakan-kerusakan pada televisi berwarna deijadikan sebagai sistem pakar adalah kenyataan bahwa kerusakan-kerusakan pada sebuah televisi berwarna sering kali menggangu pengguna televisi, sehingga perlu adanya solusi untuk menangani hal-hal kerusakan pada televisi berwarna tersebut melalui teknologi komputer yang didalamnya terdapat software yang dapat membantu memecahkan masalah kerusakan-kerusakan yang terjadi.

⦁    Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah yang penulis temukan di lapangan :
⦁    Para pakar reparasi TV sebagian besar sudah berusia lanjut
⦁    Tidak adanya panduan resmi yang mereka gunakan untuk mereparasi TV
⦁    Untuk mendiagnosis kerusakan TV di butuhkan waktu yang lama


⦁    Batasan Masalah
Agar tidak merembet ke luar dari permasalahan yang penulis bahas maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut :
⦁    Sistem pakar ini hanya untuk diagnosis TV berwarna
⦁    Pembuatan sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan pada televisi berwarna hanya menyangkut kerusakan-kerusakan yang umum terjadi pada televisi berwarna diantaranya kerusakan pada bagian gambar, suara, catu daya dan lain-lain.

⦁     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah
⦁    Untuk memudahkan penulis dalam perumusan masalah
⦁    Memindahkan kepakaran seseorang kedalam sebuah program

⦁       Manfaat
Manfaat dari pembuatan sistem pakar Diagnosis Kerusakan pada TV berwarna ini adalah :
⦁    Memudahkan para teknisi dalam mendiagnosis kerusakan TV berwarna

⦁    Pembuatan Sistem pakar Kerusakan Tv
Dalam Pembuatan sistem pakar kerusakan Tv saya menggunakan aplikasi Borland Delphi


BAB II
PEMBAHASAN


⦁    Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dibangun berdasarkan nasis pengetahuan dan aturan (bukan berdasarkan algoritma) dan mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik.

Orang yang terlibat dalam sistem pakar
⦁    Pakar (Domain Expert). Adalah orang ahli yang memiliki pengetahuan khusus , pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk pengaplikasian keahlian tersebut guna menyelesaikan masalah. 
⦁    Perekayasa Sistem , adalah orang yang membantu pakar menyusun area permaslahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
⦁    Pemakai (User), adalah seseorang yang berkonsultasi dengan system untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh system. Pemakai adalah orang-orang yang bukan pakar (Non-Expert) seperti pelajar, dan bias juga seorang pakar (Expert) yang ingin meningkatkan kemampuan kepakarannya.
⦁    Pembangun system(System Enginer), adalah seseortang yang membauat anatarmuka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi.

”Otak”  Sistem Pakar  adalah  mesin  inferensi,  yang  dikenal  juga  sebagai  struktur  kontrol  atau  penerjemah  aturan  (dalam  ES  berbasis-aturan).  Komponen  ini  sebenarnya  adalah  program  komputer  yang  menyediakan  metodologi  untuk  mempertimbangkan informasi dalam pengetahuan dan workplace,  dan merumuskan kesimpulan.

⦁    Alur Sistem Kerusakan Tv



⦁    Scrip Sistem Kerusakan Tv
⦁    Halaman Menu Utama
⦁    Button Untuk memulai diagnosa
procedure TForm2.sButton1Click(Sender: TObject);
begin
form1.show
end;



⦁    Button untuk memunculkan kontak
procedure TForm2.sButton3Click(Sender: TObject);
begin
form3.show;
form1.Hide;
end;



⦁    Button untuk keluar
procedure TForm2.sButton2Click(Sender: TObject);
begin
close;
end;



⦁    Halaman Diagnosa
⦁    Option 1 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton1Click(Sender: TObject);
begin
edit2.text:='1';
end;



⦁    Option 2 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton2Click(Sender: TObject);
begin
edit2.text:='2';
end;




⦁    Option 3 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton3Click(Sender: TObject);
begin
edit3.text:='3';
end;



⦁    Option 4 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton4Click(Sender: TObject);
begin
edit3.text:='4';
end;



⦁    Option 5 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton5Click(Sender: TObject);
begin
edit4.text:='5';
end;



⦁    Option 6 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton6Click(Sender: TObject);
begin
edit4.text:='6';
end;



⦁    Option 7 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton7Click(Sender: TObject);
begin
edit5.text:='7';
end;





⦁    Option 8 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton8Click(Sender: TObject);
begin
edit5.text:='8';
end;



⦁    Option 9 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton9Click(Sender: TObject);
begin
edit6.text:='9';
end;



⦁    Option 10 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton10Click(Sender: TObject);
begin
edit6.text:='10';
end;



⦁    Option 11 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton11Click(Sender: TObject);
begin
edit7.text:='11';
end;



⦁    Option 12 untuk merekam id jawaban
procedure TForm1.sRadioButton12Click(Sender: TObject);
begin
edit7.text:='12';
end;





⦁    Button Prosses untuk meproses hasil dari jawaban yang telah diberikan
procedure TForm1.sButton1Click(Sender: TObject);
var
stotalvar : string;
var1,var2,var3,var4,var5,var6,totalvar : single;
kode,N  : integer;
begin
val (edit2.text,var1,kode);
val (edit3.text,var2,kode);
val (edit4.text,var3,kode);
val (edit5.text,var4,kode);
val (edit6.text,var5,kode);
val (edit7.text,var6,kode);
totalvar:=(var1*var2*var3*var4*var5*var6);
str(totalvar:20:0,stotalvar);
edit1.Text:=stotalvar;
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =10395 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Tv anda tidak bermalah............... ';
if messagedlg('TV anda tidak bermasalah.............!!',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =17280 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kemunginan Kerusakan pada bagian tapis di power supply......';
if messagedlg('Kemunginan Kerusakan pada bagian tapis di power supply......',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =12960 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain';
if messagedlg('Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =11340 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Catu IC penguat vertikal';
if messagedlg('Catu IC penguat vertikal',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =15550 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar.';
if messagedlg('Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =14400 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester';
if messagedlg('Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =13608 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll)';
if messagedlg('Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =12600 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara';
if messagedlg('Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =13200 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain';
if messagedlg('Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then;
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =11880 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain';
  if messagedlg('Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =14256 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =19008 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika tegangannya berubah-ubah (cat: bukan pada saat search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlari-lari (sinyal berubah-ubah)';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =15840 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubah-ubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =12474 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =16632 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N = 18480 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Apakah anda mengalami gangguan pendengaran';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =15120 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Catu V cc H pada IC utama, H-out dari IC utama, transistor H-driver, Catu H-driver, HDT (horizontal driver transformator), transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator)';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =15552 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizontal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =13860 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kemungkinan yang rusak adalah yoke bagian horizontal (sebelah dalam yang menyentuh badan CRT). Rusaknya biasanya terbakar. Jika tidak parah, kawat email yang telah terbakar dapat dipisahkan dan diisolasi, kemudian dipasang lagi';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =17600 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal ditandai dengan kabel warna merah dan biru yang sering rusak';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =19200 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Tegangan catu untuk FBT tidak cukup, kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal berubah nilai, bisa juga kapasitor yang berhubungan dengan yoke horizontal (jika bekas, yoke diganti';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =16800 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Sinkronisasi horizontal pada IC utama hingga ke FBT, komponen yang sering rusak, resistor dari IC utama ke FBT, tapi dapat juga IC utamanya';
if messagedlg('Sinkronisasi horizontal pada IC utama hingga ke FBT komponen yang sering rusak resistor dari IC utama ke FBT tapi dapat juga IC utamanya',mtconfirmation,[mbyes,mbno],0)=mryes then
application.terminate;
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =15400 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung';
if messagedlg('Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =27720 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan penguk';
if messagedlg('Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan penguk',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =22680 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan bukan pada bagian horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain';
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =23040 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal';
if messagedlg('Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =28800 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Catu IC penguat vertikal';
if messagedlg('Catu IC penguat vertikal',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =25200 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya elco 100 microfarad - 330 microfarad)';
if messagedlg('Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya elco 100 microfarad - 330 microfarad)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =20790 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Penguatan vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor';
if messagedlg('Penguatan vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =26400 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output)';
if messagedlg('Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =21120 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain';
if messagedlg('Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =20160 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putus-putus)';
if messagedlg('Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putus-putus)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =20736 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor';
if messagedlg('Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =28512 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis';
if messagedlg('Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =24948 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater';
if messagedlg('Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =23760 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688)';
if messagedlg('Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N = 23100 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan pada bagian tapis di power supply Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator ';
if messagedlg('Kerusakan pada bagian tapis di power supply Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =25920 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol';
if messagedlg('Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =31104 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan pada OSD (On Screen Display)';
if messagedlg('Kerusakan pada OSD (On Screen Display)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =36960 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama';
if messagedlg('Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =34560 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja)';
if messagedlg('Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =30240 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara ';
if messagedlg('Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara ',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =33264 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output).';
if messagedlg('Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output)',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =38016 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT.';
if messagedlg('Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =35200 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='KERUSAKAN pada tabung';
if messagedlg('KERUSAKAN pada tabung',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =31680 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan pada elco';
if messagedlg('kerusakan pada elco',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =38400 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan pada blok mainbot';
if messagedlg('kerusakan pada blok mainbot',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =36288 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan pada vcb';
if messagedlg('kerusakan pada vcb',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =30240 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan pada lcd tidak tampil';
if messagedlg('kerusakan pada lcd tidak tampil',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =31104 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kemungkinan hanya kesalahan kabel power';
if messagedlg('kemungkinan hanya kesalahan kabel power',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =30800 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan terjadi karena arus besar';
if messagedlg('kerusakan yang terjadi karena arus besar',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =33600 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kemungkinan hanya transistor terbakar';
if messagedlg('kemungkinan hanya transistor terbakar',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =46080 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='keruskan terjadi pada program';
if messagedlg('kerusakan yang terjadi pada program',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =42240 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan pada sikring';
if messagedlg('kerusakan pada sikring',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =41472 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='gantilah transistor 1432 dengan gancun';
if messagedlg('gantilah transistor 1432 dengan gacun',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N =40320 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='kerusakan terjadi pada blok spul';
if messagedlg('kerusakan yang terjadi pada blok spul',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end
else
begin
N :=STRTOINT(EDIT1.Text);
IF N = 0 THEN
BEGIN
EDIT8.Text  :='tolong isilah kawan jangan di kosongin';
if messagedlg('tolong isilah kawan jangan di kosongin',mtconfirmation,[mbyes],0)=mryes then
end ;

⦁    Button Keluar Untuk keluar dari form diagnosa dan kembali kemenu utama
procedure TForm1.sButton3Click(Sender: TObject);
begin
form1.Hide;
form2.show;
end;



⦁    TAMPILAN FORM
⦁    Form Menu Utama
Adalah form tampilan utama setelah user men runing aplikasi sistem pakar kerusakan tv, pada form menu utama terdapat mrnu DIAGNOSA, PRIFIL dan  KELUAR.


⦁    Form Diagnosa
Adalah form untuk meng inputkan keluhan, dan otomatis sistem memberikan solusi permasalah user, dan user di haruskan memberikan jawaban “YA” atau “TIDAK”.


⦁    Form Solusi
Adalah form dimana user di berikannya solusi setelah meng inputkan permasalahan.


⦁    Halaman Form Profil
Adlah Form data diri si pembuat.

⦁    Pengujian Aplikasi
 pengujian aplikasi sistem pakar kerusakan tv , sudah selesai teruji di OS seperti tabel di bawah ini :
Nama OS    Hasil Uji
Windows 10    TRUE
Windows 8    TRUE
Windows 7    TRUE


BAB III
KESIMPULAN


⦁    Kesimpulan
Dari hasil penelitian di lapangan, proses diagnosis kerusakan TV berwarna masih dilakukan secara manual dan tidak adanya panduan resmi yang menjadi acuan.
“Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan pada TV berwarna” yang berbasis komputer merupakan penyelesaian dari masalah yang terjadi saat ini dalam hal proses diagnosis kerusakan pada TV berwarna.   Maka dari itu Sistem Pakar yang kami buat ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses diagnosis kerusakan pada TV berwarna.

⦁    Saran
Untuk yang bermaksud mengembangkan system pakar ini diharapkan lebih memahami informasi yang bisa diserap dari buku atau dari pakar itu sendiri. Disamping itu antar muka program harus lebih diperhatikan agar pengguna merasa nyaman ketika menggunakan system pakar ini.

Dan Untuk Source Codenya Langsung aja Download Aja Disini Min ......Sistem pakar kerusakan Tv.......

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Responses to "SISTEM PAKAR KERUSAKAN TV MENGGUNAKAN DELPHI"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel