Makalah CONTROLING
8:29 PM
Add Comment
MAKALAH
CONTROLING ( PENGAWASAN )
Kegiatan
Akademik Perguruan Tinggi
Nama : Ahmad Khosim
Npm : 15029010
Jurusan :
Sistem Informasi
Sekolah tinggi manajemen informasi dan komputer
(STIMIK) Dharma Wacana Metro
TA. 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih karunia-Nya “Makalah Controling ( Pengawasan ) Kegiatan Akademik Di Perguruan Tinggi”
dapat diselesaikan,
sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Makalah
ini berisi tentang pengertian pengurus koperasi, tugas dan wewenang pengurus koprasi,
hak dan kewajiban pengurus koprasi, syarat pengurus koprasi, fungsi pengurus
koprasi, rapat-rapat pengurus koprasi, pemberhentian pengurus koprasi.
Kami menyadari bahwa Tuhanlah sumber
segala ilmu pengetahuan sehingga kami merasa memiliki kekurangan dalam
penulisan makalah ini, untuk itu kami membutuhkan saran dan kritik agar makalah
ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Metro, November 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengawasan atau controlling merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu
kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan
yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe
pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary
control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control), Pengawasan Feed Back (feed back control). Di
dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri
dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran
Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan
Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan
Tindakan Koreksi.
Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses
pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur
agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau
direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat
bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat
langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat
menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan
dari suatu tujuan organisasi diantaranya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan
gambaran mengenai pembahasan-pembahasan tentang pengawasan, antara lain :
Pengertian Pengawasan, Tipe-Tipe Pengawasan, Tahap-Tahap Pengawasan, Pentingnya
Pengawasan, Perancangan Proses Pengawasan, Bidang-Bidang Pengawasan Strategik,
Alat Bantu Pengawasan Manajerial.
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengetahui tentang pengawasan dalam fungsi Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI PENGAWASAN
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha
sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana,
atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah
kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan
penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan
dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan
pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan
pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui
manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan
Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi
atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk
menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana. Dale (dalam Winardi,
2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan
seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti
memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa
yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani,
2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah keseluruhan
daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dari beberapa teori diatas yang dapat saya
simpulkan yaitu, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
B. TIPE-TIPE PENGAWASAN
Donnelly (dalam Zuhad,
1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan.
Pengawasan Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang
diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan
Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa
hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil
yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah
timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang
digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat
pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan
pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di
masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan
merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang.
Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan
pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan
pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan
dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa
sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari
tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan
mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan
para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara
penerapan metode-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3. Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu
kegiatan yang telah dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi
atau tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja
organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses
pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode
pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada
hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan
masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang
banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
Pengawasan Kualitas (Quality Control)
Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
C. TAHAP-TAHAP PROSES PENGAWASAN
Tahap Proses Pengawasan :
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan
target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue,
yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan
Analisa Penyimpangan.
Digunakan untuk mengetahui
penyebab terjadinya penyimpangan dan mengapa bisa terjadi demikian,
juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam
pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam
pelaksanaan.
Menurut Kadarman (2001,
hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a. Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk
merancang pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama
dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud
disini adalah menentukan standar.
b. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur
atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
c. Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada
tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal.
116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
Mengukur pelaksanaan.
2. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan
temukanlah perbedaan jika ada.
3. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara
tindakan yang tepat.
Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa
pengawasan terdiri daripada suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam
langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
1. Mengukur hasil pekerjaan,
2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan
memastikan perbedaan (apabila ada perbedaan),
3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki
melalui tindakan perbaikan.
Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur
pokok atau tahapan-tahapan yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:
1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta.
Standar ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus,
tetapi selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang
diharapkan.
2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan
ukuran tadi. Evaluasi ini harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat
berbuat sesuatu akan hal ini.
3. Kegiatan mengadakan koreksi.
Pengukuran-pengukuran laporan dalam suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa
adanya koreksi, jikalau dalam hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak
mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan.
1. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan)
Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer
mempunyai standard yang jelas.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai
dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
3. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard
dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan.
4. Pengambilan tindakan koreksi
Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi.
D. PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu prganisasi akan berjalan terus dan semakin
komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna
mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat
fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan
yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu
penting, diantaranya :
1. Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi
terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan
pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya
manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi
sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang
diciptakan perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan
pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi
untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan
pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan,
manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan
anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan
manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada
bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara
manajer dapat menen-tukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem penga-wasan.
5. Komunikasi
6. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah
pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu
diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
E. PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN
Wiliam H. Newman menetapkan prosedure sistem
pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis pendekatan, yaitu:
1. Merumuskan hasil yang di inginkan
Yang dihubungkan dengan individu yang
melaksanakan.
2. Menetapkan penunjuk hasil
Dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan
sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan: Pengukuran input, Hasil pada tahap
awal, Gejala yang dihadapi
3. Kondisi perubahan yang diasumsikan
Menetapkan standar penunjuk dan hasil
.Dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada
prinsip manajemen by excetion yaitu atasan diberi informasi bila terjadi
penyimpangan pada standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal
penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan
harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan yang dilakukan
oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan
rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan
secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak
setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat
menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana. Mengenai pentingnya
pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana, Winardi
(2000:172)mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi,
sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan
boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat:
kembar siam dalam bidang manajemen”.
F. BIDANG-BIDANG PENGAWASAN STRATEGIK
Bidang strategik yang dapat membuat organisasi
secara keseluruhan mencapai sukses yaitu :
1. Transaksi Keuangan
2. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
3. Manajemen Kas (Cash Management)
4. Pengelolaan Biaya (Cost Control)
G. ALAT BANTU PENGAWASAN MANAJERIAL
Alat-alat pengawasan yang
paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by
Exception)
Manajemen pengecualian
adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang
direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan.
Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen
yang muncul paling awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian
menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional,
sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar
kebiasaan.
2. Management Information System (MIS)
MIS yaitu suatu metoda
informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan
dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan
memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi
yang dilaksanakan secara efektif. MIS dirancang melalui beberapa tahap utama
yaitu : Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah, Tahap desain
konseptual, Tahap desain terperinci, Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan
efektif, yaitu :
a. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
b. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
c. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
d. Adanya pengujian pendahuluan
e. Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai
system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
a. Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
b. Tepat waktu dalam pemakainya
c. Menekan biaya secara efektif
d. System yang digunakan harus tepat dan akurat
e. Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara
dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa
rasio adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari
organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran
finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran dalam organisasi
ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada periode waktu
tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh.
Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang
telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun
waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan
alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak
program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu
sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu
anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan
pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Tipe-tipe pengawasan yaitu ;
1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary
control),Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control),Pengawasan Feed Back (feed back control). Tahap
Proses Pengawasan ; Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan), Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standard dan penganalisa penyimpangan –penyimpangan, Pengambilan tindakan
koreksi.
2. Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan
lingkungan organisasi, Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan
tingginya kesalahan-kesalahan, Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang,
Komunikasi dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Perancangan proses
pengawasan diantaranya yaitu;
1. Merumuskan hasil yang di inginkan,
2. Menetapkan penunjuk hasil,
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil,
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dan
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Bidang strategik dalam pengawasan ialah:
1. Transaksi Keuangan,
2. Hubungan Manajer dan Bawahan, dan
3. Operasi-operasi Produktif.
Alat-alat pengawasan yang paling umum ialah:
1. Manajemen Pengecualian(Management by Exception),
2. Management Information System (MIS),
3. Analisa Rasio dan Penganggaran.
B. Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu
organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan
menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari
bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat
membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota
organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang
tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung
oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan
seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara
rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi
lebih baik lagi.
0 Response to "Makalah CONTROLING"
Post a Comment