Perbedaan antara rukun islam dan rukun iman dll
9:38 AM
Add Comment
RUKUN ISLAM | RUKUN IMAN | SUMBER HUKUM ISLAM |
---|---|---|
1. Mengucapkan dua kalimah syahadat. | 1. Iman kepada Allah | 1. Al-Qur'an |
2. Mendirikan sholat | 2. Iman kepada malaikat allah | 2. Hadits |
3. Mengeluarkan Zakat/Fitrah | 3. Iman kepada kitab allah | 3. Ijtihad |
4. Menunaikan ibadah puasa | 4. Iman kepada rosul allah | Dll |
5. Melaksanakan ibadah Haji bagi yang mampu/kuasa | 5. Iman kepada hari kiamat | |
6. Iman kepada Qodo dan Qodar |
- Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan/jika dikerjakan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan akan mendapat dosa.
- Sunat, yaitu perintah yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat apa-apa.
- Haram, yaitu perintah yang jika dikerjakan mendapat dosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala.
- Makruh, yaitu perintah yang bila dikerjakan tidak mendapat apa-apa dan bila ditinggalkan mendapat pahal.
- Mubah, yaitu perintah yang boleh dikerjakan boleh tidak.
RUKUN ISLAM ADA 5 YAITU:
1. Mengucap dua kalimah
syahadah, Syahadat ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan,
membenarkan dengan hati lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Adapun
orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui maknanya
dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan
syahadatnya.
2. Mendirikan solat, Shalat merupakan ibadah yang sangat agung kedudukannya dan
Shalat mendapat perhatian dan prioritas utama dalam Islam.
Keutamaan salat dan kedudukannya diantara ibadah-ibadah yang lain
telah dijelaskan dalam Islam. Ia merupakan sarana penghubung antara
seorang hamba dengan Tuhannya. Ia juga merupakan gambaran ketaatan
seorang hamba akan segala perintah Tuhannya.
3. Menunaikan zakat, zakat adalah kewajiban menyisihkan jenis
harta tertentu untuk disalurkan kepada sekelompok orang
tertentu pada waktu tertentu.
4.
Berpuasa di bulan Ramadhan, Pengertian puasa merupakan ibadah kepada
Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba meninggalkan
syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu di antara sarana
terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.
5. Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta
RUKUN IMAN ADA 6 :
1. Iman kepada Allah, Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah, Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah, Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
5. Iman kepada Hari Akhir, Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk, Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.
1. Iman kepada Allah, Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah, Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah, Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
5. Iman kepada Hari Akhir, Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk, Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.
SUMBER HUKUM ISLAM
1. Al Qur’an, Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara
berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril. Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat
An Nas. Membaca Al Qur’an merupakan ibadah.
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangnannya
Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia.
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangnannya
Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia.
- Tuntunan yang berkaitan dengan keimanan/akidah, yaitu ketetapan yantg berkaitan dengan iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta qadha dan qadar
- Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang muslim memilki budi pekerti yang baik serta etika kehidupan.
- Tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat, puasa, zakat dan haji.
- Tuntunan yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam masyarakat
2. Hadits, Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber
hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan
untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh
nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah
SWT: (lihat Al-Qur’an onlines di google)
Artinya: “ … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia,
dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku
Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan
akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula
sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki
akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum
Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:
Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian
tidak akan sesat selama kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab
Allah dan sunah rasulnya”. (HR Imam Malik)
3. Ijtihad, Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu
masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits,
dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman
kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil
ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hasil ini berdasarkan
dialog nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal,
ketika Muadz diutus ke negeri Yaman. Nabi SAW, bertanya kepada Muadz,”
bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah
yang memerlukan penetapan hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan menetapkan
hukumdengan Al Qur’an, Rasul bertanya lagi, “Seandainya tidak ditemukan
ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, “Saya akan tetapkan
dengan Hadits”. Rasul bertanya lagi, “seandainya tidak engkau temukan
ketetapannya dalam Al Qur’an dan Hadits”, Muadz menjawab” saya akan
berijtihad dengan pendapat saya sendiri” kemudian, Rasulullah SAW
menepuk-nepukkan bahu Muadz bi Jabal, tanda setuju. Kisah mengenai Muadz
ini menajdikan ijtihad sebagai dalil dalam menetapkan hukum Islam
setelah Al Qur’an dan hadits.
Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi bebrapa syarat berikut ini:
- mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama yang bersangkutan dengan hukum
- memahami bahasa arab dengan segala kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an dan hadits
- mengetahui soal-soal ijma
- menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas.
0 Response to "Perbedaan antara rukun islam dan rukun iman dll"
Post a Comment